Apam Peranggi Kuliner Legenda Banjar yang Tak Pernah Pudar di Samarinda – Di sedang maraknya inovasi kuliner modern, tersedia lebih dari satu makanan tradisional yang selalu bertahan dan jadi favorit banyak orang. Salah satunya adalah Apam Peranggi, wadai khas Banjar yang terus eksis di Samarinda. Meski sederhana, makanan ini punya cita rasa unik yang sanggup menarik minat para penikmat kuliner tradisional. Ditambah lagi, harga yang terjangkau menjadikan Apam Peranggi sebagai pilihan kuliner yang ramah di kantong.
Asal Usul dan Sejarah Apam Peranggi
Apam Peranggi, atau dikenal terhitung sebagai apam banjar, adalah salah satu kue tradisional yang berasal berasal dari suku Banjar, Kalimantan Selatan. Seiring berjalannya waktu, kue ini tidak hanya kondang di daerah asalnya, tapi terhitung menyebar ke lebih dari satu wilayah di Kalimantan Timur, terhitung Samarinda. Nama “Peranggi” sendiri konon berasal berasal dari kata “Perancis”, merujuk pada pengaruh penjajahan Eropa yang membawa makanan serupa. Namun, penduduk Banjar mengadaptasi bahan dan teknik pembuatan sehingga lahirlah versi lokal yang kami kenal sementara ini.
Apam Peranggi terbuat berasal dari bahan-bahan yang simpel seperti tepung beras, kelapa parut, santan, dan gula merah. Proses pembuatannya pun tidak rumit, tapi butuh ketelatenan untuk menghasilkan tekstur lembut dan rasa manis yang khas. Kue ini biasanya disediakan didalam bentuk bulat kecil bersama bagian luar yang renyah dan bagian didalam yang empuk.
Cita Rasa Khas yang Tetap Digemari
Apam Peranggi punya cita rasa yang khas dan otentik. Perpaduan antara manisnya gula merah dan gurihnya kelapa membuatnya begitu digemari. Tidak hanya itu, aroma santan yang kuat menaikkan kenikmatan tiap-tiap gigitan. Meskipun banyak kue moderen yang bermunculan, keunikan rasa Apam Peranggi membuatnya selalu jadi pilihan di berbagai acara, seperti syukuran, pernikahan, sampai sekadar camilan di sore hari.
Baca Juga : 5 Tempat Kuliner Ramah Anak di Yogyakarta yang Harus Anda Kunjungi
Selain rasanya yang khas, tekstur Apam Peranggi terhitung jadi energi tarik tersendiri. Bagian luarnya yang sedikit renyah berpadu prima bersama kelembutan di dalamnya. Ini membuatnya berbeda berasal dari kue-kue tradisional lainnya yang cenderung lembut secara keseluruhan.
Eksistensi Apam Peranggi di Samarinda
Di Samarinda, Apam Peranggi masih banyak dijual, baik di pasar tradisional maupun di lebih dari satu warung kecil. Meskipun tergolong sebagai makanan tradisional, Apam Peranggi selalu punya banyak penggemar, terasa berasal dari kalangan tua sampai muda. Hal ini membuktikan bahwa cita rasa kue tradisional ini sanggup melampaui zaman.
Salah satu faktor yang memicu Apam Peranggi selalu eksis adalah harganya yang terjangkau. Dengan hanya lebih dari satu ribu rupiah, customer udah sanggup menikmati lebih dari satu potong Apam Peranggi. Ini tentu jadi nilai jadi di sedang harga makanan yang jadi mahal. Selain itu, sistem pembuatan yang masih menjaga cara tradisional turut merawat keaslian rasa Apam Peranggi di Samarinda.
Dukungan Terhadap Pelestarian Kuliner Tradisional
Eksistensi Apam Peranggi di Samarinda tidak terlepas berasal dari upaya lebih dari satu pihak yang terus melestarikan kuliner tradisional Banjar. Beberapa produsen kue tradisional sengaja menjaga metode pembuatan yang asli, sehingga rasa dan tekstur yang dihasilkan selalu sesuai bersama resep turun-temurun. Mereka terhitung rutin ikuti festival kuliner daerah, yang sekaligus jadi ajang promosi kue-kue tradisional seperti Apam Peranggi.
Tidak hanya itu, Apam Peranggi terhitung kerap nampak di acara-acara budaya Banjar di Samarinda, sehingga kue ini jadi dikenal oleh generasi muda. Hal ini jadi cara penting didalam upaya pelestarian kuliner tradisional sehingga tidak hilang ditelan zaman.
Kesimpulan
Apam Peranggi, wadai khas Banjar yang terus eksis di Samarinda, adalah bukti bahwa makanan tradisional masih sanggup bertahan di sedang gempuran kuliner modern. Cita rasanya yang otentik, sistem pembuatan yang sederhana, serta harganya yang terjangkau menjadikan kue ini selalu digemari oleh berbagai kalangan. Semoga bersama ada dukungan berasal dari berbagai pihak, Apam Peranggi dan kuliner tradisional lainnya sanggup terus dilestarikan dan dinikmati oleh generasi selanjutnya.